Upacara Hari Jadi Kabupaten Sumenep ke-756 di SDN Panaongan III
Bahasa Madura Halus, Sinergi Guru dan Murid, serta Cinta Budaya dalam Satu Suasana Khidmat
SDN Panaongan III, Pasongsongan – Suasana pagi Jumat, 31 Oktober 2025, terasa istimewa di halaman SDN Panaongan III. Sejak pukul 07.00 WIB, seluruh guru, siswa, dan staf sekolah telah berkumpul untuk melaksanakan Upacara Bendera memperingati Hari Jadi Kabupaten Sumenep ke-756.
Upacara kali ini berbeda dari biasanya. Tidak hanya penuh semangat kebangsaan, tetapi juga sarat nilai budaya. Seluruh petugas upacara adalah para guru, sedangkan penggerek bendera dilakukan oleh siswa. Yang membuatnya semakin menarik, seluruh rangkaian dan prosesi upacara menggunakan Bahasa Madura Halus — mulai dari komando barisan hingga pembacaan doa penutup.
Suasana terasa begitu anggun dan berwibawa. Setiap kata yang diucapkan menggema lembut, menunjukkan bahwa Bahasa Madura Halus bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga cermin budi pekerti yang santun.
Amanat Pembina Upacara: Sekolah Akan Maju Jika Guru dan Murid Bersinergi
Sebagai pembina upacara, Bapak Agus Sugianto, S.Pd., yang juga Kepala SDN Panaongan III, tampil penuh wibawa dengan blangkon khas Maduranya. Dalam amanatnya, beliau menyampaikan pesan yang dalam tentang arti kebersamaan dan sinergi di lingkungan sekolah.
“Sekolah akan berjalan dengan baik apabila guru dan murid saling berbagi dan saling memberi,” tutur beliau di depan peserta upacara.
“Generasi muda adalah penerus dari generasi sebelumnya. Kitalah yang bertugas untuk terus mengibarkan bendera merah putih bukan hanya di tiang, tetapi juga di hati dan semangat kita semua.”
Pesan tersebut mengingatkan seluruh warga sekolah bahwa keberhasilan pendidikan tidak hanya terletak pada kemampuan belajar, tetapi juga pada kebersamaan dan saling menghargai antara guru dan murid.
Bahasa Madura Halus: Warisan yang Harus Dijaga
Dalam kesempatan itu, Bapak Agus juga menjelaskan alasan mengapa seluruh upacara dilaksanakan dengan Bahasa Madura Halus.
Menurut beliau, kegiatan ini memiliki dua tujuan penting.
“Pertama, agar siswa dapat belajar dan memahami penggunaan bahasa halus dalam kehidupan sehari-hari,” ujar beliau.
“Kedua, sebagai upaya melestarikan Bahasa Madura. Sekarang ini banyak generasi muda yang jarang menggunakan bahasa daerahnya sendiri dan tidak memahami kaidahnya, baik lisan maupun tulisan.”
Melalui kegiatan seperti ini, SDN Panaongan III ingin mengajarkan bahwa bahasa daerah adalah identitas dan kebanggaan yang harus dijaga. Dengan berbahasa halus, siswa belajar sopan santun, tata krama, dan menghargai budaya leluhur.
Mengenal Sejarah Sumenep dan Menumbuhkan Cinta Daerah
Dalam amanatnya pula, Bapak Agus Sugianto menyampaikan sejarah singkat Hari Jadi Kabupaten Sumenep. Beliau menjelaskan bahwa peringatan ini bukan hanya seremonial, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap perjalanan panjang Sumenep sebagai daerah yang kaya budaya dan sejarah.
“Generasi muda harus tahu bagaimana sejarah daerahnya sendiri,” katanya.
“Kalau kita mengenal asal-usul Sumenep, kita akan tumbuh dengan rasa cinta, bangga, dan ingin ikut memajukan daerah ini.”
Para siswa tampak antusias menyimak penjelasan tersebut. Banyak yang baru mengetahui kisah berdirinya Sumenep dari sudut pandang sejarah yang disampaikan dengan Bahasa Madura Halus. Suasana pagi itu terasa seperti ruang belajar terbuka di bawah langit biru.
Penghargaan untuk Sulaiman, Siswa Berprestasi
Momen bersejarah ini juga menjadi lebih istimewa dengan penyerahan uang pembinaan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep kepada wali dari Sulaiman, siswa kelas VI SDN Panaongan III.
Sulaiman berhasil meraih Juara I Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Kabupaten Sumenep dan akan mewakili Kabupaten Sumenep di tingkat Provinsi Jawa Timur.
“Kami sangat bangga atas prestasi Sulaiman,” ungkap Bapak Agus Sugianto.
“Semoga keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi teman-temannya untuk terus berprestasi dan mencintai bahasa daerah.”
Sulaiman sendiri dikenal sebagai siswa yang rajin, sopan, dan memiliki kecintaan terhadap bahasa Madura. Dukungan dari keluarga dan guru menjadi kunci keberhasilannya di ajang tersebut.
Upacara yang Penuh Makna
Upacara Hari Jadi Kabupaten Sumenep ke-756 di SDN Panaongan III berjalan dengan tertib, lancar, dan penuh khidmat. Lagu kebangsaan berkumandang dengan semangat, bendera merah putih berkibar gagah, dan Bahasa Madura Halus terdengar indah di udara pagi.
Kegiatan ini bukan sekadar peringatan, melainkan pembelajaran tentang nilai budaya, budi pekerti, dan kebersamaan.
Seluruh warga sekolah mulai dari guru, siswa, hingga wali murid — merasakan makna mendalam dari pelaksanaan upacara yang berpadu antara semangat nasionalisme dan cinta budaya lokal.
Dengan kegiatan seperti ini, SDN Panaongan III membuktikan bahwa pendidikan tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga membentuk karakter dan menanamkan rasa bangga terhadap budaya daerah.
.jpeg)


.jpeg)
Posting Komentar untuk "Upacara Hari Jadi Kabupaten Sumenep ke-756 di SDN Panaongan III"
Posting Komentar